"BAHAANYA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKS di USIA diNI"Hai sahabat muda bacalah artikel ini secara seksama, untuk anda ketahui dari dampak negatif melakukan seks
di usia muda. Sebelumnya anda perlu memahami bahwa, remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat
dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat
dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang
dilakukan sering menimbulkan kekhawatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya.
Pentingnya Pendidikan SeksPendidikan seks atau seksualitas pendidikan adalah proses perolehan informasi dan pembentukan sikap dan keyakinan tentang seks, identitas seksual, hubungan dan keintiman. Ini juga merupakan istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pendidikan mengenai anatomi seksual manusia, reproduksi seksual, hubungan seksual, kesehatan reproduksi, hubungan emosional dan aspek lain dari perilaku seksual manusia.
Sangatlah jelas pengaruh pergaulan bebas yang
di luar ambang batas memiliki konteks negatif kuat
dikalangan remaja saat ini.
disinilah tugas berat yang harus
dipikul oleh para orang tua lebih bisa memperhatikan perilaku remajanya
di lingkungan keluarga dan lingkungan sehari-hari dalam pergaulannya. Kontrol seringlah
dilakukan dengan
di imbangi adanya mengarahan yang positif tentang dampak-dampak negatif dalam pergaulan bebas, khususnya tentang pengetahuan seks dan narkoba. Bimbing serta arahkan terus kepada pendidikan kerohanian yang lebih kuat untuk pagar pelindung
dirinya bagi remaja-remaja tercintanya.
Bahaya Melakukan Hubungan Seks Pada Usia MudaHubungan seks
di usia remaja meningkatkan risiko terkena kanker leher rahim atau serviks penyebab kematian, kata Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Perwakilan Provinsi Kepulauan Riau, Dwi Listya Wardhani,
di Batam, Selasa (19/7).
Di hadapan empat puluhan remaja dari seluruh kota/kabupaten
di Provinsi Kepulauan Riau dalam kegiatan Orientasi Pusat Informasi Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja Tahap Tegak, Wardhani mengatakan, kanker serviks merupakan kanker yang
disebabkan oleh Human Papilloma Virusvirus (HPV).
"Pria dan wanita yang telah berhubungan intim turut berisiko terinfeksi HPV. Terutama yang pernah melakukan hubungan intim saat remaja (usia belasan tahun)," kata
dia
di Hotel Pusat Informasi Haji Batam Centre, Batam.
Menurut Wardhani, usia menimal wanita melakukan hubungan seksual adalah 21 tahun, itupun harus
dilakukan setelah ada ikatan pernikahan. "Jika
dilakukan sebelum usia matang, maka akan sangat beresiko terkena serviks," Tambah Wardhani.
Berdasarkan penelitian Organisasi kesehatan dunia (WHO), kata Wardhani, 490.000 wanita
di seluruh dunia
didiagnosa kanker serviks setiap tahun. Bahkan, hampir setengahnya meninggal dunia.
"Artinya, setiap dua menit, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks.
di Indonesia sendiri, satu wanita meninggal setiap jamnya," kata Wardhani.
Hal tersebut, tambah Wardhani, harus menajadi perhaian para remaja agar tidak menjadi korban berikutnya. "Remaja harus punya sikap. Jangan sampai terjebak pada pergaulan bebas," kata
dia.
Survei Komisi Perlindungan Anak pada 2010 terhadap 4.500 remaja
di 12 kota besar seluruh Indonesia menemukan 93 persen remaja pernah berciuman, 62,7 persen pernah berhubungan badan, dan 21 persen remaja telah melakukan oborsi.
"Tak jarang, seorang wanita justru meniggal saat melakukan aborsi. Semua bisa
dicegah, kuncinya bentengi diri dan hindari seks bebas," kata Wardhani.
Harus Sekarang Kapan Lagi diperhatikanSelain itu, sudah saatnya
di kalangan remaja
diberikan suatu bekal pendidikan kesehatan reproduksi disekolah-sekolah, namun bukan pendidikan seks secara vulgar. Pendidikan Kesehatan Reproduksi
di kalangan remaja bukan hanya memberikan pengetahuan tentang organ reproduksi, tetapi bahaya akibat pergaulan bebas, seperti penyakit menular seksual dan sebagainya. Dengan demikian, anak-anak remaja ini bisa terhindar dari percobaan melakukan seks bebas. Dalam keterpurukan dunia remaja saat ini, anehnya banyak orang tua yang cuek seperti tidak mau tahu saja terhadap perkembangan anak-anaknya. Kini tidak sedikit banyak orang tua dengan alasan sibuk karena termasuk tipe “jarum super” alias jarang
di di rumah suka pergi, lebih senang menitipkan anaknya
di babby sitter.
Ini adalah tugas para orang tua, masyarakat dan pemerintah untuk lebih mengedepankan lagi adanya pendidikan dan pengetahuan tentang seks
dikalangan remaja yang harus
di imbangi adanya pendidikan dan pengetahuan keagamaan yang lebih mengikat. Hal ini sangatlah perlu untuk acuan dan filter bagi mental para remaja
didalam pengetahuan akidah dan ahklaknya. Pendidikan dan pengetahuan keagamaan harus
di nomor satukan lagi
di lingkungan sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Karena saat ini pendidikan yang berjalan
di sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya lebih terpokus kepada pelajaran matematika, bahasa ingris, komputerisasi dan lainnya sebagainya yang kurang memperhatikan adanya pengimbangan pendidikan dan pengetahuan akidah dan ahklak itu sendiri.